LABUAN BAJO – Setiap Senin dan Jumat, tak peduli teriknya mentari di desa wisata Komodo, sebuah kampung kecil di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Sumarni, 43 tahun membersihkan sampah.
Semangat Sumarni menjaga kebersihan kampung halamannya tanpa dorongan dari pihak manapun selain keinginan hatinya untuk menjaga dan bersahabat bersama alam.
Bagi Sumarni, menjaga kebersihan bagian dari ibadah. Semacam doa yang diwujudkan melalui tindakan nyata. Tahun 2024 silam, niat tersebut dimulai tanpa paksaan.
“Pentingannya kebersihan itu yang terutama itu karena kebersihan itu adalah bagian dari ibadah,” kata Sumarni ke Journalpost.id pada Kamis (24/7/2025).
Desa wisata kata Sumarni harus tetap bersih dan asri. Ibu tiga anak itu mempunyai tanggungjawab moral untuk menjaga kebersihan agar terlihat indah dan asri.
Sampah yang dibersihkan Sumarni merupakan sampah non organik para wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut. Berbekalkan gerobak kecilnya, Sumarni mengumpulkan sampah tersebut. Namun, anehnya, warga setempat ada yang merasa risih dengan niat baik Sumarni.
“Terkadang masyarakat yang paham mendukung saya, tetapi masyarakat yang engga paham, kadang ejek atau mengolok saya,” keluhnya.
Ejekan warga setempat kata Sumarni lebih kepada soal upah. Sebab Sumarni lebih mengikuti keinginan hati daripada menunggu belas kasihan dari pemerintah setempat atau pengelola desa wisata itu.
“Ngapaian kerja relawan, emang digaji? Ngapain cape-cape, kamu yang cape-cape orang yang mengambil hasilnya,” kata Sumarni menirukan ejekan yang sering diterimanya.
Sumarni pun mengajak masyarakat Desa Komodo agar terlibat aktif dalam merawat kebersihan desa pariwisata tersebut dengan caranya masing-masing.