BORONG – Siprianus Habur, calon bupati Manggarai Timur (Matim) 2024. Pria yang akrab disapa Sipri ini diusung oleh Partai Golkar dan Partai Demokrat. Sipri berpasangan dengan Lucius Modo untuk bertarung dalam kontestasi Pilkada yang digelar pada 27 November mendatang.
Bagi masyarakat Matim, nama Sipri tak asing. Pasalnya, pernah menjabat anggota DPRD selama tiga periode dan satu tahun tiga bulan menjabat wakil bupati Matim menggantikan posisi Stefanus Jagur yang meninggal dunia.
Diramu dari berbagai sumber, Sipri merupakan putra kedua dari Bapak Hendrikus Juda dan Ibu Martina Dija. Sipri lahir di kampung Kedel, Desa Watu Lanur, 31 Januari 1968. Dia terlahir dari kedua orangtua yang merupakan petani sederhana.
Masa kecil Sipri lebih banyak menghabiskan waktu di Rembong Kampas, suatu area persawahan milik orang tuanya yang berlokasi 7 kilometer dari Kampung adat Gendang Kedel Desa Watu Lanur. Rembong Kampas menjadi kisah terindah bagi Sipri bersama orang tua dan saudara kandungnya.
Meskipun orangtuanya adalah petani, namun pendidikan tetap menjadi perhatian utama dalam keluarganya. Sipri pun mulai sekolah di SDN Rejo tahun angkatan 1977-1983. Kemudian lanjut ke sekolah tingkat pertama di SMPN Poco Ranaka tahun ngkatan 1983-1986.
Pendidikan tetap nomor satu bagi Sipri. Dia pun melanjutkan sekolah menengah atas di SMA Karya Ruteng tahun angkatan 1986-1989. Di sekolah tersebut, Sipri aktif di kegiatan olahraga seni bela diri Kempo.
Menuju Kota Dewata
Setelah menyelesaikan semua jenjang studi sekolah menengahnya, Ia kemudian menyebrangi lautan menuju Denpasar untuk melanjutkan studi jenjang perguruan di Universitas Warmadewa (Unwar) Denpasar angkatan 1990.
Pada tahun 1995, Sipri menyelesaikan studinya dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP Unwar) dengan menyandang gelar sarjana sosial (S.Sos).
Selama di kampus, Sipri aktif di berbagai organisasi intra maupun ekstra kampus, seperti Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam alias Mapala Unwar, hingga Resimen Mahasiswa Unwar, disamping kegiatan olahraga seni bela diri Kempo yang Ia geluti sejak kelas VII di SMP Poco Ranaka.
Berkat kepiawaiannya di bidang seni bela diri, Sipri diberi kepercayaan untuk menjadi instruktur atau Simpai bagi calon anggota TNI di salah satu pusat pendidikan TNI di Denpasar. Ia juga menjabat sebagai komandan Kompi Resimen mahasiswa Unwar periode 1994-1995.
Selain aktif di beberapa organisasi tersebut, Siprianus Habur juga sangat di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Jiwa dan karakter kepemimpinannya mulai tampak saat Ia dimandatkan sebagai Ketua Presidium Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PMKRI Cabang Denpasar periode 1995/1996.
Mantan aktivis 96 itu juga pernah gagal di detik-detik penentu seleksi calon anggota TNI karena Ia ditangkap intel TNI saat sedang memimpin konsolidasi aksi demonstrasi tahun 1996 di Margasiswa PMKRI Cabang Denpasar.
Niat jadi pemimpin bagi Sipri terus mengalir. Dia pun pulang kampung dan langsung terjun di dunia politik dengan mendaftarkan diri sebagai Calon Anggota DPRD Manggarai pada Pileg tahun 2002.
Dia maju mewakili Daerah Pemilihan (Dapil II) Kecamatan Poco Ranaka, namun sayang sang dewi fortuna belum berpihak kepadanya. Pada tahun 2007 Sipri maju sebagai kepala Desa Watu Lanur dengan jumlah perolehan suara terbanyak dari 4 orang rivalnya.
Namun Ia tidak begitu lama menjabat sebagai Kepala Desa karena rupanya ia harus naik level dari kepala Desa menjadi anggota Dewan pada Pileg 2009, masa awal Kabupaten Matim mulai terbentuk.
Kemudian Sipri menjabat sebagai anggota DPR tiga periode pada Pileg 2019 hingga Wakil Bupati Manggarai Timur dengan sisa masa jabatan periode 2019-2024.